Nah, apa aja sih yang perlu ketahui dan persiapkan supaya lancar ngerjain UN Bahasa Inggris nanti? Yang jelas kita perlu tau battlefield-nya. Yep benar, di tulisan kali ini gue akan share statistik tipe soal UN Bahasa Inggris. Selain itu, gue akan berbagi suatu hal yang ga kalah pentingnya. Gue akan bahas satu per satu kesalahan-kesalahan umum dalam mempersiapkan diri buat UN yang biasa dilakukan murid-murid tanpa sepengetahuan mereka.
Mereka yang seringkali melakukan kesalahan-kesalahan ini, tanpa sadar bikin hasil belajar mereka ga optimal dan mentalnya kurang ready pas masuk ruang ujian, akhirnya ya skill Bahasa Inggrisnya jadinya gak berkembang dan cuma segitu-gitu aja deh. Oke deh, daripada panjang lebar lagi, langsung masuk aja ya ke rincian tipe soal UN.
Statistik Tipe Soal UN Bahasa Inggris 2015
UN Bahasa Inggris kita akan terdiri dari:- 15 soal Listening. Yang kita denger: percakapan ataupun monolog.
- 30 soal Reading Comprehension. Bacaan: teks pendek macam surat/email, brosur/iklan & pengumuman; teks panjang dengan jenis-jenis teks yang ada di materi kurikulum kita.
- 2 soal menyusun paragraf/kalimat acak
- 3 soal kalimat rumpang dari 1 teks
Nah setelah lo tau statistik soal UN, artinya o udah bisa meramu rencana belajar lo buat UN nanti. what's next? Sekarang sebelum mulai belajar, ada baiknya lo simak dulu 8 Kesalahan Umum dalam Belajar untuk UN Bahasa Inggris di bawah ini. Siapa tahu sebetulnya selama ini lo melakukan salah satu dari kesalahan ini tanpa lo sadari.
8 Kesalahan Umum Pas Belajar Buat UN Bahasa Inggris
1. Ternyata belajar bahasa Inggris cuma H-1 bulan Ujian. Itu juga seminggu sekali (duh!)
Siap-siap. Cuma kesalahan #1 yang gue tulis sepanjang ini. Karena ini. penting. abis.Yang namanya belajar, terutama bahasa, itu ibarat lo belajar alat musik. Kita ambil contohnya piano. Dulu gue les piano beberapa tahun. Gue pikir setiap masuk kelas piano, gue bakalan belajar mainin lagu-lagu klasik yang enak. Gue ngebayangin bakalan bisa jago kayak Beethoven. Ternyata, gue kaget banget kalo 90% dari waktu yang ada di kelas gue habiskan untuk belajar tangga nada dan latihan jari!! PR piano yang dikasih gurunya pun tangga nada dan latihan jari yang diulang-ulang terus sampai mampus. Kapan belajar lagunya? Cuma secuil dari jumlah waktu kelas.
Gue males tuh latihan jari, apalagi tangga nada, yang kedengerannya cuma bunyi do-re-mi-fa-sol-la-si-do dan versi bolak-baliknya. Karena malesin, gue malah latihan main lagunya doang. Ternyata gurunya bisa tau, kalo gue selama ini males latihan jari dan tangga nada, karena gue mainin lagu dengan tersendat-sendat, meskipun udah latihan mainin lagunya.
Dimarahin deh gue. Gara-gara itu, mulai deh gue latihan jari dan tangga nada. Gue forsir berlatih itu, sayangnya hanya pas mood gue lagi panas. Kapan mood gue panas? Dua kali seminggu: H-1 les piano & hari yang sama setelah gue les piano (hahaha, pemales banget ya gue). Hasilnya? It worked!
Tapi ceritanya belum selesai. Ketika gue naik level, tingkat kesulitannya naik. Ketika tingkat kesulitannya naik, perlu lebih banyak latihan. Alhasil, cara latihan sistem kebut gue gak cukup lagi. Karena gue gak mampu mempertahankan habit belajar yang konsisten, lo bisa tebak gak berapa tahun yang gue habiskan sampe gue jago main piano? Jawabannya 0. Karena gue gak mau bikin habit belajar yang rutin, gue gak ada peningkatan. Karena gak ada peningkatan, gue kurang termotivasi ngelanjutin piano. Karena kurang motivasi, gue berenti les…sampai sekarang.
Nah di dalam bahasa Inggris, kebanyakan dari kita selalu mikirnya yang penting bisa reading, writing, listening, dan speaking, kayak main lagu enak di piano. Tapi bingung gak sih kenapa terkadang kita gak bisa-bisa juga? Coba deh kita pikirin. Selama ini kita mau gak bikin habit belajar yang bagus? Ada gak sih waktu rutin dan sering yang kita alokasikan buat belajar bahasa Inggris? Kira-kira kenapa sih kita gak bisa belajar SKS? Karena perlunya fondasi bahasa.
Kayak apa sih fondasi bahasa?
Reading, writing, listening, dan speaking skills itu kompleks banget. Gak akan bisa kita ngerti itu semua kalo kita gak tahu fondasi dalam berbahasa. Fondasi berbahasa itu kayak latihan jari dan tangga nada di piano, bagian yang menguras tenaga dan kurang berasa manfaatnya dalam jangka pendek. Tapi penting! Sekarang gue kasih contoh ekstrim. Coba baca kalimat ini:“Quiero té”
Apa artinya? Gue asumsikan sebagian besar dari lo pada gak belajar bahasa Spanyol. Gue berani nebak kalo lo gak tahu ini artinya apa. Ini aja baru satu kalimat pendek. Apalagi kalo lo baca buanyak paragraf. Inilah masalah yang terjadi kalo kita gak nguasain fondasi belajar bahasa yang pertama: penguasaan vocabulary. Kalo kita gak tahu vocab, kita gak ngerti apa-apa.Coba sekarang bayangin kalo gue kasih tahu: quierer = to want; té = tea. Apa arti kalimat di atas? Sekarang lo pasti mulai bisa meraba-raba: Ada seseorang yang mau teh!! Tapi siapa yah? Kok itu kalimat cuma bilang “want tea” doang? Terus, kenapa “quiero” bukan “quierer”?? Whyyyyy? Nah itulah yang terjadi kalo kita gak nguasain fondasi belajar bahasa yang kedua: penguasaan grammar. Kalo kita gak tahu grammar, kita jadi gak ngerti apa maksud kalimatnya, meskipun mulai bisa tebak-tebak.
Apa hubungannya fondasi bahasa sama belajar rutin?
Bayangin deh kenapa kita bisa punya vocab bahasa Indonesia yang cukup banyak dan tata bahasa ok. Karena lingkungan kita secara gak sengaja mewajibkan kita untuk “belajar" bahasa Indonesia terus-terusan. Coba pikirin berapa tahun umur lo? Itu sama aja kayak waktu yang lo habiskan buat berbahasa Indonesia.Nah sekarang kita mau kayak begitu juga, tapi di bahasa Inggris. Hambatannya banyak, kita kan bukan English-speaking countries. Belajarnya perlu dipaksa, susah lho untuk belajar bahasa Inggris secara gak sengaja kayak kita dengan bahasa Indonesia. Akhirnya, kita perlu membiasakan diri untuk ngafalin vocab yang buanyaaaaak banget, maupun grammar yang jauh lebih kompleks dibandingkan bahasa asli kita juga.
Yang namanya belajar atau ngafalin itu gak bisa kita lakukan dalam waktu singkat. Misalnya kita belajar or ngafal, besok-besok harus diulang lagi supaya gak lupa. Diulang laginya juga jangan di hari yang sama, coba kasih jarak waktu untuk mengulang hal yang kita pelajari. Lebih bagus lagi kalau kita menerapkan apa yang udah kita pelajari (bukan sekadar ngulang hafalannya doang). Misalnya abis belajar vocab baru, kita pakai tuh vocab itu ketika mau ngobrol sama orang lain.
Jadi, belajar fondasi itu memerlukan rutinitas, frekuensi, dan juga pengulangan. Bisa gak sih kita belajar vocab dan grammar dalam waktu 30 hari? 24 jam? Wah dijamin nggak bisa bro. Coba singkirkan buku-buku yang ngajarin cara cepet deh.
Kalo fondasi bahasa udah bisa, apa otomatis reading juga jadi jago?
Bayangin kalo di piano kita udah latihan jari dan tangga nada secara rutin dan sering. Tapi kali ini lo gak pernah latihan mainin lagu. Bayangin kalo tiba-tiba guru piano lo ngasih partitur sebuah lagu, lo disuruh mainin. Bisa gak sih lo jago mainin lagu itu? Jelas akan lebih bagus daripada yang basic-nya ngaco. Tapi gak akan selancar kalo kita udah terlebih dulu latihan mainin lagu.Reading itu kayak lo mainin lagu di piano. Kemampuan fondasi (grammar dan vocab) kita sangat membantu dalam aplikasi bahasa dalam kasus ini dalam aplikasi reading (juga writing, listening, dan speaking). Tapi ingat, kita pun harus mengasah kemampuan kita di reading skills juga, supaya kita membaca semakin cepat dan mengerjakan soal bacaan juga semakin cermat.
Sekarang kebayang kan kalo kita butuh waktu yang agak lama untuk belajar bahasa Inggris? Makanya SKS will rarely work. Ini patut banget dihindari.
2. Kekeuh gak belajar grammar mentang-mentang gak keluar di ujian.
Penjelasan ini udah masuk di kesalahan #1. Coba baca deh kalo emang lo skip.Buat kamu yang grammar-nya masih harus ngulang:
Grammar Bahasa Inggris Kelas X
Grammar Bahasa Inggris Kelas XI
Grammar Bahasa Inggris Kelas XII
Buat kamu yang grammar dasarnya masih harus ngulang, ini video kilatnya:Belajar Dasar Grammar Singkat
3. Kalo ketemu vocab yang susah = depresi.
Nah! Kalo dari 1 teks, 10% vocabnya kita gak tahu, tenang aja. Gak mungkin si penulis soal mengharapkan kita untuk tahu semua vocabnya. Beranikan diri untuk menebak arti dari suatu vocab yang kita gak tahu dari sebuah teks, asalkan ada clue-nya. Jadi kalo nemu vocab yang kita gak tahu, yang perlu kita lakukan adalah menerka dulu, jangan depresi dulu.
Ketika level vocab kita intermediate, udah mulai kita belajar yang namanya kata dasar dalam bahasa Inggris. Coba kita lihat:
Pengenalan ke roots, root words, dan affixes
Belajar beberapa roots dalam bahasa Inggris
4. Ngehafalin yang gak penting
Kebanyakan dari murid kelas XII yang mau UN akan menghabiskan waktunya untuk…ngafalin jenis teks. Itu loh yang exposition, narratives, recount, etc. Sampai detil-detil strukturnya pun kita hafalkan.Masih ingat gak sih di kelas X, XI, dan XII, kita belajar English expressions? Ngafalin yang gak penting juga berlaku untuk materi jenis ini. Contoh lihat konten expressing happiness ini. Video ini hanya sebatas ngasih contoh gimana caranya kita menunjukkan kebahagiaan. Aslinya, ada buanyak banget ekspresi yang nunjukin kebahagiaan kita, di luar video ini. Makanya it is not a wise decision to memorize these things. Kita hanya perlu mengerti aja.
5. Mikirin hal gak penting: "Baca soal dulu atau baca teks dulu?"
Stop it. Gue selalu aja ketemu murid yang pusing mikirin ini sampe panik sendiri. Padahal yang namanya kita ngerjain soal reading itu bakalan bolak-balik juga antara baca soal dan teksnya. Lagian teks itu bisa gampang dan bisa susah, kalo susah teksnya yang tinggal cek dulu soalnya, dan sebaliknya. Terus bolak-balik deh. So, seriously stop it.
6. Berhenti nonton film bahasa Inggris karena mau ujian
Jangan! UN juga menguji listening comprehension skill kita. Coba dari sekarang latihan nonton film berbahasa Inggris tanpa subtitles deh. Itung-itung sembari bersantai di tengah-tengah belajar.7. Latihan reading pake buku sekolah
Di ujian, kita bisa menemukan teks dari yang gampang gak ketulungan sampe yang susah. Di buku sekolah, palingan kita ketemu teks yang tingkat kesulitannya segitu-segitu aja. Kalo kita belajar dari buku sekolah doang, kayaknya kemampuan membaca kita susah untuk meningkat. Coba deh intip dunia luar dengan membaca artikel-artikel yang ada di berbagai macam website.Untuk membantu kita mengerti konteks sebuah bacaan, kita juga perlu baca berbagai macam topik. Yang tadinya bacanya otomotif terus, coba sekali-sekali baca tentang kepribadian orang, hukum, maupun gosip. Yang tadinya bacanya buku fiksi, coba intip juga yang non-fiksi. Hal ini bikin kita gampang ngerti gaya tulisan dari macam-macam penulis, mempercepat kita membaca, memperkuat vocab, dan juga memperluas wawasan kita.
Jangan lupa, ada perbedaan loh antara membaca buat ujian sama membaca normal.
Add caption*le menjelang ujian Bahasa Inggris |
8. Baca doang, tapi gak pernah latihan ngerjain soal reading.
Kalo udah sering baca, jangan lupa latihan soalnya broh! Kan nanti ketika ujian, kita diujinya pakai soal untuk nguji kita sejauh apa ngerti sebuah bacaan in English. Untuk itu perlu banget kita tahu dasar-dasar dalam ujian reading. Setelah itu, kita juga perlu memahami apa yang biasa ditanyakan dalam ujian bahasa Inggris.Jangan lupa juga bahwa kita bisa ngecek juga contoh-contoh reading texts untuk UN Bahasa Inggris 2015 di dalam kurikulum kita:
0 Comment:
Berkomentarlah yang sopan & yang OOT tidak akan ditampilkan
Orang yang berkomentar menggunakan URL akan di Hapus